UBIQUITOUS COMPUTING
Komputasi yang menyebar, juga
disebut komputasi di mana-mana, adalah tren yang berkembang untuk menyematkan
kemampuan komputasi (umumnya dalam bentuk mikroprosesor) ke dalam objek
sehari-hari untuk membuatnya berkomunikasi secara efektif dan melakukan tugas-tugas
yang berguna dengan cara yang meminimalkan kebutuhan pengguna akhir untuk
berinteraksi dengan komputer sebagai komputer. Perangkat komputasi yang meresap
terhubung ke jaringan dan selalu tersedia.
Tidak seperti komputasi desktop,
komputasi yang meresap dapat terjadi dengan perangkat apa pun, kapan saja, di
mana saja dan dalam format data apa pun di jaringan apa pun dan dapat
menyerahkan tugas dari satu komputer ke komputer lain sebagai, misalnya, pengguna
berpindah dari mobilnya ke kantornya. Perangkat komputasi yang meresap telah
berevolusi untuk mencakup:
- Laptop;
- Tablet;
- dan sensor (misalnya,
pada manajemen armada dan komponen pipa, sistem pencahayaan, peralatan).
Sering dianggap sebagai
penerus komputasi
seluler, komputasi di mana-mana umumnya melibatkan komunikasi nirkabel dan
teknologi jaringan, perangkat seluler, sistem
tertanam, komputer yang dapat dikenakan, tag ID frekuensi radio (RFID), middleware dan
agen perangkat lunak. Kemampuan internet, pengenalan
suara, dan kecerdasan buatan (AI) sering
juga disertakan.
SEJARAH
Konsep dasar mengenai ubiquitous computing pertama
sekali diperkenalkan oleh Gordon Moore pada tahun1965. Moore mengamati bahwa
jumlah transistor pada sebuah sirkuit meningkat dua kali lipat setiap tahunnya.
Pengamatan ini kemudian melahirkan Moore’s Law Electronics yang menyakan “The
future of Integrated Electronics is the future of electronics itself. The
advantages of integration will bring about a proliferation of electronics,
pushing this science into many areas. Integrated circuits will lead to such
wonder as home computer-or at least terminal connected to a central
computer-automatic control for automobiles, personal portable communications
equipment”. Moore mengemukakan bahwa di masa depan seluruh alat elektronik
akan saling terhubung dan dikontrol pada sebuah komputer secara otomatis.
Sementara itu istilah ubiquitous computing sendiri pertama
sekali diperkenalkan oleh Mark Weiser pada tahun 1988 di XEROX PARC ketika
menjabat sebagai direktur Computer Science Laboratory (CSL).
Weiser berpendapat bahwa di masa depan teknologi komputer
akan kita temui ditanamkan (embedded) pada setiap perangkat yang kita
gunakan sehari-hari, dimana perangkat tersebut akan mendukung aktifitas harian
kita, dan relevan dengan aktifitas harian kita masing-masing, mengelola rumah
kita. Weiser menyebutkan “The most profound technologies are those that
disappear. They weave themselves into the fabric of everyday life until they
indistinguishable from it”. Menurut Weiser, ubiquitous
computing adalah the next generation computing
environment dimana penggunanya secara terus menerus berinteraksi
dengan jaringan wireless komputer, computing ada
di seluruh aktifitas manusia dan invisible kepada penggunanya.
Ada tiga key points menurut Wiser, yaitu: (1) Contrasting
virtual reality yakni menanamkan (embedded) komputer ke
dalam real world, bukan real world kedalam
komputer; (2) Challenging the Personal Computing paradigm yakni
terlalu berfokus pada mesin dibandingkan task yang harus
diselesaikan; (3) New Era of Computing yakni komputer ada di
setiap aktifitas kehidupan kita.
PENGERTIAN
apa itu sebenarnya yang dimaksud dengan ubiquitous computing ini?
Komputasi di mana -mana yaitu paradigma di mana pemrosesan
informasi terkait dengan setiap aktivitas atau objek seperti yang ditemui.Ini
melibatkan menghubungkan perangkat elektronik, termasuk menanamkan
mikroprosesor untuk mengkomunikasikan informasi.Perangkat yang menggunakan
komputasi di mana -mana memiliki ketersediaan konstan dan terhubung
sepenuhnya.Komputasi di mana -mana berfokus pada pembelajaran dengan menghapus
kompleksitas komputasi dan meningkatkan efisiensi saat menggunakan komputasi
untuk aktivitas sehari -hari yang berbeda.Komputasi yang ada di mana -mana juga
dikenal sebagai komputasi yang meresap, setiap alat dan kecerdasan sekitar.
SMART HOME
Rumah pintar menggunakan teknologi sensor dan otomatisasi
untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi. Contohnya, lampu yang menyala
otomatis saat mendeteksi kehadiran seseorang, atau sistem keamanan yang dapat
dikontrol melalui smartphone.
Smart Traffic System (Sistem Lalu Lintas Pintar)
Sistem ini menggunakan sensor dan algoritma untuk mengatur
lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan, mengurangi kemacetan, dan
meningkatkan efisiensi transportasi.
Cashless Payment (Pembayaran Nontunai)
Teknologi seperti NFC memungkinkan pembayaran dengan hanya
mendekatkan kartu atau smartphone ke mesin pembaca, mempercepat transaksi dan
mengurangi kebutuhan akan uang tunai.